KOLAKA UTARA – Pembangunan masjid di Desa Lawaki Jaya, Kecamatan Tolala, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) mandek sebelum rampung. Proyek tersebut kini diusut pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) karena mencium adanya diduga tindak pidana korupsi yang menggerogoti tempat ibadah tersebut.
Hal itu dikemukakan Kajari Kolut, Mirza Erwinsyah saat melakukan temu tatap muka dengan sejumlah awak media di Aula lembaganya, Selasa (21/1/2025). Meski demikian, pihaknya belum memberikan penjelasan lebih gamblang dari kasus tersebut.
“Tahap penyidikan,”singkat Mirza Erwinsyah.
Meski demikian, Mirza belum memberikan penjelasan lebih lanjut terkait penanganan perkara dan pihak-pihak yang telah dimintai keterangan sebagai saksi.
“Nanti kami pasti sampaikan ke publik jika sudah rampung untuk diekspos,” tutup Mirza Erwinsyah.
Ditinggal Pekerja, Panitia Pembangunan Berganti
Proyek pembangunan masjid Lawaki sebelumnya ditetapkan menelan anggaran senilai Rp.4 miliar. Ketua panitianya saat itu Kabag Pembangunan Setda Kolut dijabat Taharuddin.
Dikutip dari mcnewsultra.id, sekitar Rp 800 juta dana hibah APBD pun mengalir dan pengerjaan dimulai. Sayangnya, para pekerja saat itu dikabarkan minggat dengan dalih tidak sanggup melanjutkan pengerjaan.
Pembangunan pun diambil kendali Sekda Kolut, Taupiq selaku penanggung jawab dan Ketua hariannya Kades Lawaki Jaya. Rp.800 juta dana hibah kembali disiapkan untuk pembangunan tahap II namun yang dicairkan sebesar Rp. 1 Miliar.
Rp.200 juta sisanya dikemukakan untuk pembangunan pagar masjid, toilet dan rumah imam. Panitia yang baru meneruskan pekerjaan dengan mekanisme kontrak dengan seseorang yang disebut sebagai arsitek Mudassir dengan nilai kontrak disepakati sebesar Rp 951 juta.
“Tetapi pemda hanya siapkan Rp 800 juta. Pekerjaan tetap jalan dengan masa kerja 180 hari atau 4 bulan. Nilai kontrak itu hanya separuh pekerjaan, ya belum final hanya untuk menaikkan bangunan sampai bangunannya tertutupi,” ujar Taupiq.
Taupiq mengungkapkan jika dana yang dihabiskan selama pembangunan sebesar Rp.1,5 Miliar. Masjid yang berukuran 12×12 meter itu disebut masih membutuhkan dana Rp.2 Miliar.
Ia menyebut jika masjid itu diestimasi menghabiskan anggaran Rp.3 Miliar di luar pagar, menara dan toilet.(r)