MANCANEGARA

Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Damaskus Tewaskan 25 Orang, ISIS Diduga Bertanggung Jawab

145
×

Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Damaskus Tewaskan 25 Orang, ISIS Diduga Bertanggung Jawab

Sebarkan artikel ini

Damaskus — Sedikitnya 25 orang tewas dan 63 lainnya terluka dalam serangan bom bunuh diri yang menghantam Gereja Ortodoks Yunani Nabi Elias di lingkungan Dweila, Damaskus, Suriah, pada Minggu malam (22/6). Insiden tragis ini terjadi saat kebaktian malam, ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah jemaat sebelum meledakkan rompi peledaknya di dalam gereja.

Kementerian Kesehatan Suriah menyampaikan jumlah korban, sementara Kementerian Dalam Negeri menyatakan pelaku berafiliasi dengan kelompok ekstremis Negara Islam (ISIS), meskipun belum ada klaim resmi dari kelompok tersebut.

Foto dan video dari dalam gereja menunjukkan altar yang hancur, bangku-bangku porak poranda, serta dinding yang berlumuran darah. Saksi mata Lawrence Maamari, kepada kantor berita AFP, mengatakan bahwa pelaku masuk dari luar sambil membawa senjata dan langsung menembaki jemaat. “Orang-orang mencoba menghentikannya sebelum dia meledakkan dirinya,” ujarnya.

Seorang warga bernama Ziad yang berada di toko terdekat juga mendengar suara tembakan dan ledakan. “Kami melihat api di gereja dan sisa-sisa bangku kayu berserakan sampai ke pintu masuk,” katanya.

Gereja yang diserang terletak tidak jauh dari gerbang Bab Sharqi di bagian timur Kota Tua Damaskus. Serangan ini menjadi yang pertama sejak pasukan pemberontak Islamis menggulingkan Presiden Bashar al-Assad pada Desember lalu, menandai akhir dari 13 tahun perang saudara di negara tersebut.

Dalam pernyataan resminya, Patriarkat Ortodoks Yunani Antiokhia mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan jahat yang merenggut nyawa jemaat selama liturgi ilahi. Patriarkat juga menyerukan otoritas sementara Suriah untuk bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap kesucian rumah ibadah serta melindungi seluruh warga negara.

Dukungan internasional mengalir setelah tragedi ini. Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyerukan pemerintah sementara Suriah untuk melindungi seluruh minoritas etnis dan agama. Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, juga mengutuk serangan dan menyerukan persatuan warga Suriah dalam menolak terorisme dan ekstremisme. Utusan AS Tom Barrack menyebut aksi tersebut sebagai “tindakan pengecut” yang tak bisa ditoleransi.

Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa mengatakan, pemimpin kelompok Islam Sunni Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB, AS, dan Inggris, telah berulang kali berjanji melindungi minoritas agama dan etnis di Suriah.

Namun, Suriah masih diguncang kekerasan sektarian, dan ISIS terus menjadi ancaman serius. Kelompok tersebut diketahui sering menargetkan komunitas Kristen dan minoritas lainnya. Pada 2016, ISIS mengklaim serangan di dekat tempat suci Muslim Syiah Sayyida Zeinab yang menewaskan lebih dari 70 orang.

Meskipun secara militer telah dikalahkan pada 2019, PBB memperingatkan bahwa ISIS dan afiliasinya masih aktif. Dalam laporan Februari 2025, disebutkan bahwa ISIS dapat memanfaatkan transisi politik Suriah untuk memperkuat jaringan dan merekrut pejuang asing.

Diperkirakan saat ini terdapat 1.500–3.000 pejuang ISIS di Suriah dan Irak, sebagian besar beroperasi dari wilayah gurun Badia yang juga menjadi pusat perencanaan operasi eksternal kelompok tersebut. Selain itu, lebih dari 9.000 militan ISIS ditahan di penjara-penjara timur laut Suriah, dengan 40.000 orang lainnya kebanyakan wanita dan anak-anak ditahan di kamp pengungsian.

ISIS masih jadi ancaman keamanan terbesar pasca serangan bom bunuh diri di gereja

Juru bicara otoritas dalam negeri Suriah Noureddin al-Baba mengatakan bahwa pihak keamanan telah menangkap sel yang terafiliasi dengan ISIS yang bertanggung jawab atas serangan di Gereja Mar Elias.

Serangkaian penggerebekan pasca serangan berhasil menangkap seluruh anggota sel, menyita bahan peledak dan senjata, serta mengidentifikasi dalang serangan bernama Mohammad Abdel-Ilah al-Jumaili alias Abu Imad al-Jumaili, seorang mantan tokoh ISIS dari Damaskus.

Al-Baba menyebut bahwa kedua pelaku serangan, termasuk satu yang ditangkap dalam perjalanan ke situs Syiah Sayyida Zainab, adalah warga negara asing yang menyusup ke Suriah melalui padang pasir usai melarikan diri dari kamp al-Hol. Mereka direkrut oleh ISIS dengan narasi balas dendam dan perlawanan sektarian.

“Penangkapan ini menjadi pukulan telak bagi ISIS di Damaskus dan sekitarnya,” kata al-Baba dilansir dari Xinhua.

Al-Baba menegaskan, Suriah akan terus bekerja sama dengan negara tetangga untuk menghadapi ancaman terorisme lintas batas.

Liga Arab turut mengutuk serangan tersebut. Sekjen Ahmed Aboul Gheit menyampaikan harapan agar pemerintah Suriah mampu menanggulangi organisasi teroris yang masih aktif.

Serangan ini kembali menggarisbawahi bahwa meskipun ISIS telah kehilangan kekuasaan wilayah, ideologi dan sel-sel aktifnya masih menjadi tantangan keamanan utama di kawasan.