Makkah, Siaran Publik — Cuaca panas ekstrem yang melanda Arab Saudi selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini menyebabkan puluhan ribu jamaah haji Indonesia mengalami gangguan kesehatan. Hingga hari ke-44 pelaksanaan haji, tercatat lebih dari 72 ribu jamaah dirawat jalan di kloter, sementara ratusan lainnya harus dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).
Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, MKM, dalam konferensi pers di Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah, mengimbau seluruh jamaah, baik yang masih berada di Arab Saudi maupun yang telah kembali ke Tanah Air, untuk menjaga kesehatan dan mewaspadai gejala penyakit pasca-haji.
“Cuaca panas ekstrem dengan suhu di Makkah mencapai 45°C dan di Madinah mencapai 47°C, serta kelembapan di bawah 15%, sangat berisiko menimbulkan masalah kesehatan seperti dehidrasi, kelelahan akibat panas, dan memperparah penyakit kronis,” ujar Imran.
Tiga jenis penyakit terbanyak yang diderita jamaah adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hipertensi, dan diabetes. Di samping itu, 238 jamaah tercatat dirawat jalan di RSAS dengan kasus utama meliputi pneumonia, diabetes dengan komplikasi, dan penyakit jantung koroner.
Imran menekankan pentingnya istirahat yang cukup dan menghindari aktivitas fisik berlebihan, terutama di bawah terik matahari antara pukul 10.00 hingga 16.00 WAS. Ia juga menyarankan jamaah menggunakan pelindung seperti payung, semprotan wajah, dan membawa air minum saat beraktivitas di luar ruangan.
“Bagi lansia dan jamaah dengan komorbid, lebih baik fokus pada ibadah ringan seperti sedekah, zikir, dan membaca Al-Qur’an. Rutinlah konsultasi kesehatan minimal seminggu sekali dan konsumsi obat sesuai anjuran,” imbaunya.
Bagi jamaah yang sudah kembali ke Indonesia, Imran mengingatkan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam, batuk, pilek, atau sesak napas dalam waktu 14 hari sejak kepulangan dari Tanah Suci.
Ia juga menyampaikan adanya peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia, yang hingga minggu ke-23 tahun 2025 telah mencatat 178 kasus positif. Oleh karena itu, jamaah diminta tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan melaporkan riwayat perjalanan ke tenaga medis.
“Langkah ini penting untuk pencegahan penyebaran penyakit, termasuk COVID-19, dan menjaga kemabruran haji para jamaah,” tutup Imran.