NASIONAL

Cuaca Ekstrem Landa Indonesia Timur, BNPB Catat Deretan Bencana Hidrometeorologi

172
×

Cuaca Ekstrem Landa Indonesia Timur, BNPB Catat Deretan Bencana Hidrometeorologi

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Sejumlah bencana hidrometeorologi basah seperti tanah longsor dan angin kencang dilaporkan terjadi di beberapa wilayah Indonesia, meskipun saat ini telah memasuki musim kemarau. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah peristiwa bencana di wilayah Indonesia bagian timur hingga Senin (23/6) pagi.

Salah satu peristiwa terjadi pada Minggu (22/6), saat angin puting beliung menerjang Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Kejadian yang terjadi usai hujan lebat itu menyebabkan enam rumah rusak berat dan berdampak pada tujuh kepala keluarga (KK). BPBD Kabupaten Luwu bergerak cepat dengan berkoordinasi bersama pemerintah setempat guna melakukan asesmen dan penanganan darurat.

Sehari sebelumnya, Sabtu (21/6), hujan berintensitas tinggi memicu longsor di beberapa titik di Kota Ternate, Maluku Utara. Lokasi terdampak meliputi Kelurahan Sasa, Gambesi, Tabona di Kecamatan Ternate Selatan, serta Kelurahan Tanah Masjid di Kecamatan Ternate Tengah. Akibat kejadian ini, sebanyak 12 KK sempat mengungsi. Empat KK mengungsi ke Kantor Basarnas, sementara delapan KK lainnya memilih mengungsi mandiri ke rumah kerabat. Pada Minggu (22/6), pengungsi dari Kantor Basarnas telah kembali ke rumah masing-masing.

BPBD Kota Ternate mencatat kerusakan mencakup satu unit rumah rusak berat, tiga unit rumah rusak sedang, satu unit rumah rusak ringan, serta tiga talud pengaman sungai yang mengalami kerusakan berat.

Bencana longsor juga terjadi di Desa Tirtanagaya, Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu (21/6) sore. Sebanyak tujuh orang yang saat itu berteduh di sebuah gubuk dilaporkan hilang dan diduga tertimbun material longsor. Hingga Senin (23/6) pagi, proses pencarian korban masih terus dilanjutkan, dengan Tim Penanganan Darurat BNPB turut turun langsung ke lokasi.

Di wilayah lain, bencana juga terjadi di Desa Saipolo, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Jumat (20/6) berdampak pada 32 jiwa dari 10 KK. BPBD setempat mendata tujuh unit rumah rusak berat, dua unit rusak ringan, dan satu unit rusak sedang. Sebanyak tujuh KK mengungsi ke tempat yang lebih aman, lima di antaranya ke rumah kerabat dan dua KK lainnya menempati tenda darurat yang disiapkan BPBD. Warga bersama tim gabungan bergotong royong membersihkan material dan memindahkan barang dari rumah yang roboh.

Merespons kejadian tersebut, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di tengah musim kemarau. Upaya antisipatif bisa dilakukan sejak dini, mulai dari membersihkan saluran air, memeriksa kekuatan struktur atap rumah, memangkas pohon yang berisiko tumbang, hingga menyusun rencana evakuasi bersama keluarga.

“Cuaca ekstrem masih mungkin terjadi di musim kemarau, sehingga kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat tetap harus ditingkatkan,” ujar BNPB dalam keterangannya.