KOLAKA UTARA, Jumlah balita di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) yang mengikuti kegiatan Posyandu sebanyak 10.041 jiwa. Dari angka tersebut, petugas kesehatan mengidentifikasi 357 diantaranya alami stunting atau kekurangan gizi kronis.
Hal itu dikemukakan Pj Bupati Kolut, Yusmin saat membuka acaa rembuk stunting di salah satu hotel di Lasusua, Senin (14/10/2024). Kata dia, pemerintah optimis menekan angka tersebut hingga 0 persen pada 2045.
“Daerah kita ini kaya akan sumber daya alam, baik dari sektor perikanan, pertanian, maupun perkebunan. Jadi, tidak ada alasan gagal dalam menurunkan angka stunting,” ujarnya.
Yusmin yakin hal itu bisa dilakukan pemda karena berdasarkan sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), kasus stunting di wilayahnya turun pada Juli 2024 sebesar 3,81 persen dibandingkan 2023 yang capai 5,56 persen.
Lebih lanjut, APBD 2025 dikatakan bakal harus difokuskan pada upaya penurunan stunting dan tidak perlu terlalu banyak program yang dianggap tidak relevan. Ia juga menekankan agar penggunaan anggaran bisa diefesiensikan pada program-program yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
“Jangan terlalu banyak perjalanan dinas yang tidak berkaitan dengan program penurunan stunting,” tutupnya.
Sekedar diketahui, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Kolaka Utara mencapai 31,8 persen atau naik sebesar 7 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berapa pada angka 24,8 persen.