KOLAKA TIMUR – Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe C yabg terletak di Desa Orawa, Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) mulai dilaksanakan. RSUD tersebut bakal menghabiskan biaya Rp 170 Miliar yang terdiri dari sarana dan prasarana serta kelengkapan peralatan kesehatan.
Direktur RSUD Koltim, dr. Abdul Munir Abubakar menjelaskan Rp.170 Miliar tersebut terbagi atas sarana dan prasarana sebesar 150 Miliar dan alat kesehatannya senilai Rp.20 Miliar.
Anggaran itu digelontorkan dalam dua skema yakni berupa bantuan pemerintah yang langsung berasal dari Kementerian Kesehatan untuk 20 rumah sakit, dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan kepada dua belas rumah sakit, termasuk RSUD Koltim ini.
“Awalnya anggaran yang diusulkan sebesar 40 miliar rupiah. Namun, dengan upaya pak bupati yang intens koordinasi dengan pemprov dan pemerintah pusat hingga disetujui sebesar Rp. 170 Miliar,” bebernya.
RSUD tersebut diharapkan dapat menyediakan fasilitas yang lebih lengkap, seperti tempat tidur minimal 100 unit dan layanan kesehatan yang lebih lengkap. Gedung tersebut kedepannya diupayakan memiliki tujuh dokter spesialis dasar baik spesialis penyakit dalam, kandungan, bedah, anak, anestesi, radiologi, dan patologi klinis.
Dengan hadirnya RSUD Koltim tersebut diharapkan tidak banyak lagi masyarakatnya dirujuk ke luar daerahnya karena telah memiliki fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan tenaga medis spesialis yang memadai.
Dikemukakan dr Munir, proses pengadaan alat kesehatan RS telah dimulai. Beberapa alat medis, termasuk untuk layanan spesialis kanker, jantung, stroke, dan urologi sudah direncanakan sejak akhir tahun lalu.
RSUD Koltim juga akan dilengkapi dengan teknologi medis terkini seperti USG 3D, rontgen baru, serta hibah alat CT Scan melalui program “SIHREN” untuk Rumah Sakit. Akses pelayanan kesehatan kedepan akan dilengkapi ruang operasi, ICU, PICU/NICU, laboratorium, serta peralatan radiologi.
“Kedepannya kami berencana untuk mengubah status rumah sakit ini menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang memungkinkan untuk menjalin kerja sama dengan pihak swasta dalam pengadaan alat medis canggih,” tutup dr Munir.(*)