RAGAM

Flare Matahari Capai 108 Juta Fahrenheit, Ancam Satelit dan Teknologi Dunia

22
×

Flare Matahari Capai 108 Juta Fahrenheit, Ancam Satelit dan Teknologi Dunia

Sebarkan artikel ini

SIARAN PUBLIK- Peneliti mengungkapkan bahwa suhu flare matahari ternyata bisa jauh lebih panas dari perkiraan sebelumnya, bahkan mencapai 108 juta derajat Fahrenheit atau sekitar 60 juta derajat Celsius. Temuan mengejutkan ini dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters dan disebut dapat membawa dampak serius bagi satelit, astronot, serta berbagai sistem teknologi di Bumi.

Dilansir dari Times of India, para ilmuwan memperkirakan suhu flare matahari hanya berkisar 18–27 juta derajat Fahrenheit (10–15 juta °C), dengan asumsi bahwa elektron dan ion memiliki suhu yang sama. Namun, riset terbaru yang dipimpin Alexander Russell dari University of St. Andrews menemukan bahwa ion di dalam flare justru jauh lebih panas dibanding elektron, hingga menyentuh angka fantastis tersebut.

Perbedaan suhu antara ion dan elektron itu ternyata berlangsung cukup lama dan memengaruhi karakteristik cahaya yang dipancarkan flare, termasuk pelebaran garis spektrum yang selama ini sulit dijelaskan teori lama. Artinya, model prediksi “cuaca antariksa” yang digunakan saat ini perlu diperbarui, agar tidak lagi menganggap semua partikel di dalam flare memiliki suhu seragam.

Implikasinya besar. Satelit komunikasi, sistem GPS, jaringan listrik, hingga keselamatan astronot yang bekerja di luar angkasa bisa terdampak lebih parah jika terjadi ledakan flare raksasa. Karena itu, para peneliti menekankan pentingnya melakukan pengukuran langsung suhu ion dalam flare di masa depan untuk menyempurnakan model-model baru.

Penelitian ini memberi peringatan keras bahwa aktivitas matahari bisa jauh lebih ekstrem dari dugaan selama ini. Dunia pun perlu lebih waspada, mengingat ketergantungan manusia terhadap teknologi semakin besar.