HEADLINEMANCANEGARA

Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Tembus 55 Ribu Jiwa

178
×

Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Tembus 55 Ribu Jiwa

Sebarkan artikel ini
Seorang anak manangisi anggota keluarganya yang tewas dalam serangan Israel di Gaza. Foto:Reuters

GAZA – Jumlah korban tewas akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza terus meningkat tajam, dengan total korban jiwa yang kini mencapai lebih dari 55.000 orang, demikian diungkapkan otoritas kesehatan Gaza, Rabu (11/6). Lonjakan ini mencerminkan bukan hanya kekerasan yang terus berlangsung, tetapi juga kegagalan komunitas internasional dalam memastikan gencatan senjata yang berkelanjutan.

Dalam waktu 24 jam terakhir saja, sebanyak 120 warga Palestina tewas dan 474 lainnya luka-luka, menambah panjang daftar korban sejak konflik Israel-Hamas meletus kembali pada Oktober 2023. Total korban luka kini telah mencapai lebih dari 127.000 orang.

Meski pernah tercapai kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat pada Januari 2025, perjanjian itu hanya bertahan singkat. Israel kembali menggencarkan operasi militernya dua bulan kemudian, setelah perundingan tahap kedua menemui jalan buntu. Situasi ini mencerminkan lemahnya tekanan diplomatik terhadap pihak yang terlibat, serta minimnya efektivitas mekanisme internasional dalam menjamin perlindungan warga sipil.

Di tengah terus berjatuhannya korban, kritik keras juga disuarakan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Dalam pernyataannya di platform X, UNRWA menyebut skema distribusi bantuan yang dikendalikan Israel dan AS di Gaza bukan hanya membahayakan nyawa, tetapi juga mengalihkan perhatian dari kekejaman yang terjadi serta membuang sumber daya secara sia-sia.

“Komunitas kemanusiaan di Gaza, termasuk UNRWA, siap dan berpengalaman dalam menjangkau warga yang membutuhkan. Yang dibutuhkan sekarang adalah pencabutan pengepungan dan akses tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan berskala besar,” tulis UNRWA.

Namun, alih-alih memberikan ruang bagi misi kemanusiaan, kekerasan justru terus meningkat. Kantor berita resmi Palestina, WAFA, melaporkan sedikitnya 28 orang tewas akibat tembakan tentara Israel di dekat pusat distribusi bantuan di Gaza tengah, pada hari yang sama.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berdalih bahwa pasukan mereka melepaskan tembakan peringatan terhadap kelompok yang dianggap “mengancam”, sambil menyatakan bahwa laporan mengenai korban sedang dalam proses verifikasi. Di sisi lain, IDF juga mengakui bahwa dalam 24 jam terakhir, angkatan udaranya menghantam puluhan target militer di seluruh Jalur Gaza.

Kegagalan menghentikan pertumpahan darah ini menunjukkan betapa politik regional dan kepentingan kekuatan besar dunia telah mengalahkan prinsip kemanusiaan, bahkan ketika angka korban menunjukkan skala penderitaan yang luar biasa.