KOLAKA

Jejak Sejarah Kabupaten Kolaka: Dari Legenda Mekongga hingga Kabupaten Modern

83
×

Jejak Sejarah Kabupaten Kolaka: Dari Legenda Mekongga hingga Kabupaten Modern

Sebarkan artikel ini
Kawasan Pantai Kolaka. Foto (Wikipedia)

KOLAKA -Di balik keindahan alam dan kekayaan budaya Kolaka, tersimpan kisah panjang perjuangan dan legenda yang membentuk jati diri daerah ini. Kabupaten Kolaka bukan hanya sekadar wilayah administratif di Sulawesi Tenggara, tetapi tanah yang dibangun dari nilai-nilai kepahlawanan, persatuan, dan semangat kemandirian yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Legenda di Balik Nama: Awal Mula Kerajaan Mekongga

Dilansir dari kolakakab.go.id, cerita bermula jauh sebelum tahun 1905. Dari tutur lisan yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat adat Mekongga, dikisahkan dua saudara sakti—Larumbalangi dan Wekoila—tiba di sebuah bukit bernama Kolumba di Pegunungan Balandete. Mereka datang dengan mengendarai sarung sakti, Toloa Sarungga.

Larumbalangi kemudian membangun dasar-dasar Kerajaan Mekongga di Wundulako, sedangkan saudaranya Wekoila melanjutkan perjalanan ke wilayah Konawe. Pada masa itu, masyarakat masih dipimpin oleh para tetua adat, Tonomotuo, dan mereka hidup dalam ketakutan akibat gangguan burung raksasa yang disebut Konggaaha.

Dengan kecerdikan Larumbalangi, burung itu berhasil ditaklukkan menggunakan bambu runcing dan tombak. Kemenangan itu membawa kegembiraan besar bagi masyarakat, hingga mereka mengangkat Larumbalangi sebagai pemimpin negeri—Sangia Wonua, pemimpin tanah.

Di Bawah Kekuasaan Kolonial: Masa Belanda dan Jepang

Memasuki masa kolonial, tepatnya pada tahun 1905 hingga 1942, Kerajaan Mekongga dimasukkan ke dalam wilayah Swapraja Luwu oleh pemerintah Hindia Belanda. Wilayah ini dibagi menjadi tiga distrik: Kolaka, Solewatu, dan Patampanua. Untuk mengelola daerah ini, diangkat seorang pejabat bergelar Sulewatang Ngapa.

Pada masa pendudukan Jepang (1942–1945), meskipun tidak terjadi banyak perubahan struktural pemerintahan, sistem administratif diganti dengan istilah Jepang seperti menseibu dan ken. Kolaka sendiri berada dalam koordinasi Kendari Bunken, tetapi secara adat tetap berhubungan dengan Luwu.

Kolaka, Daerah Pertama yang Berdiri untuk Republik

Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Kolaka mencatatkan sejarah sebagai daerah pertama di Sulawesi Tenggara yang menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia. Saat itu, Kolaka dipimpin oleh Andi Kasim Sulewatang Ngapa sebagai kepala pemerintahan republik.

Tak lama kemudian, tepatnya 19 November 1945, terjadi peristiwa heroik di Kampung Sabilambo, di mana pemuda Kolaka menangkap tiga tentara NICA sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan. Ini memicu rangkaian pertempuran yang berlangsung hingga 1949, tercatat 24 kali pertempuran mewarnai perjuangan rakyat Kolaka mempertahankan kemerdekaan.

Lahirnya Kabupaten Kolaka

Perjuangan masyarakat Kolaka untuk menjadi daerah otonom berlanjut. Pada tahun 1951, dalam pertemuan penting di Kendari, muncul tuntutan agar Kolaka dan Kendari membentuk kabupaten sendiri. Namun, aspirasi masyarakat Kolaka berkembang: mereka ingin berdiri sendiri, terpisah dari Kendari.

Akhirnya, melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959, Kolaka resmi ditetapkan sebagai Kabupaten Daerah Tingkat II dengan tiga kecamatan:

1. Kolaka (ibukota: Wundulako)
2. Tirawuta (ibukota: Rate-rate)
3. Batu Putih (ibukota: Wawo)

Pelantikan bupati pertama, Yacob Silondae, dilakukan oleh Gubernur Andi Pangeran Pettarani pada 29 Februari 1960, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Kolaka.

Langkah Awal Demokrasi: DPRD Gotong Royong

Pada 21 Oktober 1961, dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRD-GR) Kabupaten Kolaka, dipimpin oleh tokoh-tokoh dari berbagai golongan—militer, ulama, pemuda, tani, wanita, hingga pengusaha. Mereka adalah simbol keberagaman dan semangat kolaboratif masyarakat Kolaka.

Dalam pidato pelantikan, Bupati Yacob Silondae mengajak seluruh unsur masyarakat untuk merealisasikan cita-cita otonomi daerah, serta menjaga keamanan sebagai “urat nadi” pembangunan.

Pemekaran dan Perkembangan Terkini

Seiring perkembangan zaman, Kabupaten Kolaka terus tumbuh dan akhirnya mengalami pemekaran wilayah:

1. Kabupaten Kolaka Utara, resmi dimekarkan tahun 2003 berdasarkan UU No. 29 Tahun 2003.

2. Kabupaten Kolaka Timur, dimekarkan tahun 2013 berdasarkan UU No. 8 Tahun 2013.

Kini, Kolaka berdiri sebagai salah satu kabupaten penting di Sulawesi Tenggara, dengan semangat sejarah yang terus menyala dalam sanubari rakyatnya—semangat Mekongga yang tak lekang oleh waktu.(*)