Gaza, Siaran Publik – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza diperkirakan memburuk setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperluas operasi militernya di wilayah padat penduduk tersebut. Dalam pernyataan resmi pada Senin (2/6), IDF mengonfirmasi bahwa serangan darat kini mencakup wilayah tambahan di utara dan selatan Gaza, menyusul perintah langsung dari Panglima Militer Eyal Zamir sehari sebelumnya.
Perluasan serangan ini dilakukan di tengah kebuntuan dalam negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas mengenai proposal gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat. Ketidaksepakatan dalam pembebasan sandera serta rincian mekanisme penghentian kekerasan menjadi penghambat utama tercapainya kesepakatan.
Serangan darat dan udara yang terjadi dalam 24 jam terakhir disebut IDF menargetkan infrastruktur yang diklaim sebagai bagian dari jaringan militan, termasuk terowongan bawah tanah, gudang senjata, dan bangunan yang diidentifikasi sebagai fasilitas militer. Namun, kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan bahwa eskalasi ini dapat semakin memperparah kondisi warga sipil yang terjebak di tengah konflik.
“Setiap peningkatan serangan memperkecil ruang aman bagi warga sipil, memperbesar jumlah korban, dan menghambat upaya penyaluran bantuan kemanusiaan,” ujar seorang pejabat organisasi internasional yang enggan disebut namanya karena alasan keamanan.
Sementara Israel menegaskan operasi ini ditujukan untuk mengeliminasi ancaman dari kelompok bersenjata, berbagai pihak menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengembalikan fokus pada penyelesaian diplomatik. Kegagalan perundingan sejauh ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik akan terus meluas tanpa kejelasan waktu penghentian.(Xinhua/Siaran Publik)