NASIONAL

14 Negara Setuju, AS Sendiri yang Menolak: PBB Kecewa Berat Gencatan Senjata di Gaza Gagal Lagi

43
×

14 Negara Setuju, AS Sendiri yang Menolak: PBB Kecewa Berat Gencatan Senjata di Gaza Gagal Lagi

Sebarkan artikel ini
Warga Palestina yang kembali terlihat di kota Beit Lahia, Jalur Gaza utara, pada 4 Juni 2025. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Rabu malam mengeluarkan peringatan mendesak kepada penduduk Jalur Gaza untuk menghindari pergerakan ke arah utara demi keselamatan mereka. Juru bicara IDF, Avichay Adraee, melalui media sosial X, menyampaikan kepada warga Gaza yang telah kembali atau berniat kembali ke Beit Lahia, Jabalia, dan Beit Hanoun, semua terletak di utara Kota Gaza bahwa IDF sedang melakukan operasi di wilayah-wilayah tersebut. (Xinhua)

New York, Siaran Publik— Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan kekecewaan mendalam atas veto yang dilakukan Amerika Serikat terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, tidak menyembunyikan kekecewaannya saat ditanya wartawan, Kamis (5/6), sehari setelah veto tersebut dijatuhkan.

Dilansir dari Xinhua, Antonio menyesalkan bahwa upaya menghentikan kekerasan, membebaskan sandera, dan menyalurkan bantuan kemanusiaan kembali terganjal oleh keputusan satu negara.

“Tentu saja kecewa,” ujar Guterres.

Rancangan resolusi yang diajukan mendapat dukungan 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan. Hanya Amerika Serikat yang menentangnya, menggagalkan inisiatif global untuk meredakan penderitaan di Gaza yang telah berlangsung berbulan-bulan.

Guterres menyoroti bahwa tanpa gencatan senjata permanen dan akses tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan, upaya PBB untuk membantu warga sipil di Gaza akan terus menghadapi hambatan besar.

“Setiap hari tanpa gencatan senjata berarti nyawa yang terancam dan penderitaan yang terus berlanjut,” ujarnya. “Kami kecewa karena penderitaan itu tidak dihentikan.”

Ia juga memperingatkan dunia internasional agar tidak melupakan pentingnya solusi dua negara sebagai jalan damai yang adil dan berkelanjutan bagi rakyat Palestina dan Israel.

“Bagi mereka yang meragukan solusi dua negara, saya bertanya: Apa alternatifnya? Apakah warga Palestina harus diusir atau hidup tanpa hak di tanah mereka sendiri? Itu tidak bisa diterima,” tegasnya.

Guterres menyerukan kepada masyarakat internasional untuk tidak menyerah dan terus menjaga harapan akan solusi damai. “Menjaga solusi dua negara tetap hidup adalah tanggung jawab bersama kita semua,” tandasnya.