NASIONAL

Serangan Israel Tewaskan Puluhan Warga Palestina di Gaza, Termasuk Anak-anak

100
×

Serangan Israel Tewaskan Puluhan Warga Palestina di Gaza, Termasuk Anak-anak

Sebarkan artikel ini
Seorang pria dibawa pergi setelah terluka dalam serangan pesawat nirawak tentara Israel di trotoar di pusat kota Gaza (Jehad Alshrafi/Foto AP)

Gaza – Setidaknya 21 warga Palestina, termasuk beberapa anak-anak, tewas dalam serangkaian serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak Sabtu (10/5) dini hari. Serangan ini terjadi di tengah blokade ketat yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Empat warga Palestina dilaporkan tewas dan sejumlah lainnya luka-luka pada Sabtu malam, setelah tenda yang menampung keluarga pengungsi di Deir al-Balah, Gaza tengah, menjadi sasaran serangan udara. Di pagi harinya, lima anggota keluarga Tlaib, termasuk tiga anak, ibu mereka, dan ayahnya, tewas setelah tenda mereka dibom di lingkungan Sabra, Kota Gaza.

“Serangan terjadi tanpa peringatan dan mereka tidak melakukan kesalahan apa pun,” kata Omar Abu al-Kass, kerabat korban, kepada AFP.

Serangan lainnya terjadi di lingkungan Tuffah dan Sheikh Radwan, Kota Gaza, yang menewaskan tujuh orang. Sementara di Rafah, kapal perang Israel menembaki wilayah pesisir dan menewaskan seorang pria bernama Mohammed Saeed al-Bardawil serta melukai dua warga sipil lainnya di zona kemanusiaan al-Mawasi.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dalam 24 jam terakhir, setidaknya 23 orang tewas dan 124 lainnya terluka akibat serangan Israel.

Krisis Kemanusiaan Memburuk

Situasi kemanusiaan di Gaza kian memburuk sejak Israel melarang masuknya pasokan bantuan pada 2 Maret lalu. Sebanyak 2,3 juta penduduk kini bergantung pada dapur amal, yang sebagian besar telah menghentikan operasinya karena kehabisan bahan makanan.

“Hampir tidak ada makanan. Toko roti tidak beroperasi, tidak ada distribusi, dan dapur umum yang tersisa kewalahan,” lapor Hind Khoudary dari Al Jazeera.

Dapur yang sebelumnya mampu melayani 100 orang kini harus memenuhi kebutuhan 2.000 orang. Banyak warga mengantre berjam-jam namun pulang dengan tangan kosong. Kekurangan juga terjadi pada pasokan medis, bahan bakar, dan gas untuk memasak.

World Central Kitchen, lembaga bantuan asal AS, terpaksa menghentikan operasinya karena tidak lagi memiliki stok makanan.

Penderitaan Pasien Penyakit Kronis

Blokade Israel berdampak langsung pada pasien penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan gangguan imun. Obat-obatan penting sulit diperoleh, bahkan tidak tersedia sama sekali di beberapa wilayah.

“Tragedi ini bukan hanya soal korban yang jatuh, tapi juga soal penderitaan yang sebenarnya bisa dicegah,” kata jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud.

Seorang ayah dari anak penderita diabetes mengaku harus mencari insulin seharian, berpindah-pindah dari apotek ke rumah warga yang mungkin memilikinya.

Said al-Soudy, kepala IGD Onkologi RS Internasional Al Helou, mengatakan banyak pasien menghadapi kondisi kritis karena tidak mendapat pengobatan. Hal senada diungkap apoteker Rana Alsamak yang menyebut penyakit seperti sklerosis multipel, hepatitis, dan artritis reumatoid kini nyaris tidak tertangani.

Kontroversi Bantuan Internasional

Amerika Serikat mengumumkan rencana pembentukan Yayasan Kemanusiaan Gaza untuk menyalurkan bantuan, dengan pengamanan militer dari Israel. Namun, PBB menolak langkah itu karena dianggap mempolitisasi bantuan dan melanggar prinsip netralitas.

“Anak-anak kelaparan dan sekarat. Dapur umum tutup. Air bersih hampir habis,” kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dalam pernyataan di media sosial.(AFP/AJZ/SP)