Berbicara tentang Pancasila atau budaya Pancasila sebagai pandangan hidup artinya kita harus menjadikannya sebagai pedoman dari setiap hal yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kita sebagai warga negara harus mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam setiap butir-butir yang dikandungnya.
Di Kabupaten Kolaka Utara yang masyarakatnya beragam etnis, suku dan ras, budaya Pancasila sangatlah tepat menjadikannya sebagai pedoman hidup
Hal itu sejalan dengan sila ke lima yang tercantum di dalamnya karena mendorong masyarakat di bangsa ini agar bersatu padu dan menghargai setiap perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan kokohnya persatuan bangsa Indonesia hingga saat ini terkhususnya di Kabupaten Kolaka Utara yang kental akan semangat persatuan dan kekeluargaan meski memiliki latar belakang suku, ras dan budaya yang berbeda-beda
Tidak ayal jika budaya Pancasila ini kerap kali muncul tiba-tiba dan menjadi topik diskusi di perkumpulan-perkumpulan kecil kaum pemuda. Atas dasar itu, saya sebagai penulis yang juga mengenyam pendidikan di perguruan tinggi di Kolaka Utara mulai memahami betapa pentingnya hari kelahiran Pancasila diperingati setiap tahun.
Hal itu tidak terlepas dari pentingnya Pancasila sebagai simbol persatuan dan kesatuan serta pondasi ideologi negara sehingga menjadi acuan bagi pemerintah dalam menjalankan program-program sosial, hukum dan kehidupan masyarakat secara umum.
Mungkin kita semua mengetahui jika beberapa tahun silam terkait munculnya tagline ‘Saya Indonesia Saya Pancasila’. Konon, slogan tersebut di gagas oleh Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf).
Apa yang mendasari tagline muncul? bisa jadi ini merupakan sinyal jika asas tunggal Pancasila bakal diberlakukan ulang sebagaimana yang sering digaungkan para elit di pemerintahan.
Tagline ini menggema hingga pelosok negeri tanpa terkecuali di Kolaka Utara. Tidak ayal jika para pengusaha di bidang percetakan menjadikan tagline ini sebagai potensi mendatangkan cuan jika dipampang di kaos, pet dan lainnya.
Meski begitu, ada tantangan tersendiri bagi seseorang yang pernah atau sedang mengenyam pendidikan di lembaga-lembaga Islam tentang Pancasila ini termasuk saya alami secara pribadi. Tidak Pancasilais, label itu kerap kali dibenturkan dengan latar pendidikan yang kita miliki.
Itu pandangan keliru. Saya bangga dengan konsep Pancasila dan memastikan jika jiwa patriotisme tertanam dan mengakar di dalam sanubari.
Penulis:
Dina Awalia, mahasiswi jurusan Sains Aktuaria, Fakultas Sains, Institut Teknologi dan Sains Muhammadiyah Kolaka Utara