KONAWE UTARA

Eks Ketum HIPPMA Konut Apresiasi Investor Tambang Legal di Wilalang, Sebut Beri Dampak Besar bagi Masyarakat

541
×

Eks Ketum HIPPMA Konut Apresiasi Investor Tambang Legal di Wilalang, Sebut Beri Dampak Besar bagi Masyarakat

Sebarkan artikel ini

Konawe Utara, Siaran Publik — Mantan Ketua Umum HIPPMA Konawe Utara (Konut), Gafur SH, MH, mengapresiasi kehadiran investor tambang legal yang beroperasi di wilayah Wilalang, Wiwirano, Landawe, dan Langgikima. Sebagai putra daerah yang lahir dan besar di wilayah tersebut, Gafur menilai bahwa industri pertambangan telah memberikan perubahan signifikan bagi perekonomian masyarakat.

Menurutnya, sebelum hadirnya investor tambang, wilayah itu menghadapi berbagai keterbatasan. Meski tambang memiliki dampak positif dan negatif, ia menegaskan bahwa kehadiran tambang legal telah membawa manfaat besar, terutama dalam membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

“Ini adalah bukti nyata bahwa industri pertambangan memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan rakyat, baik secara lokal maupun nasional,” ujar Gafur.

Ia menyesalkan adanya pihak-pihak yang mencoba mengganggu aktivitas pertambangan. Menurutnya, tindakan demikian sama halnya dengan “membegal rezeki masyarakat Konawe Utara dan mengamputasi devisa negara”. Gafur yang juga merupakan advokat muda di Konawe Utara menjelaskan beberapa potensi kerugian jika investor memutuskan hengkang akibat gangguan-gangguan tersebut.

Pertama, negara akan kehilangan penerimaan devisa yang selama ini menopang pembangunan nasional. Kedua, hilangnya lapangan kerja karena setiap perusahaan tambang di Langgikima telah merekrut ratusan hingga ribuan tenaga kerja. “Ini bisa memicu konflik sosial jika pengangguran kembali meningkat,” tegasnya.

Ketiga, roda ekonomi lokal yang kini berkembang pesat, mulai dari UMKM hingga usaha kos-kosan akan ikut merosot. Keempat, program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) serta CSR perusahaan yang selama ini membantu pembangunan dan pendidikan masyarakat sekitar juga akan terhenti.

Sementara itu, di tempat terpisah, Uksal Tepamba, mantan Bendahara Umum Badko HMI Sultra, turut memberi pandangan. Ia menyebut bahwa Konawe Utara menyimpan salah satu cadangan nikel terbesar di dunia sehingga wajar jika banyak investor asing memilih wilayah tersebut sebagai lokasi investasi. Ia memperkirakan bahwa dalam 50 hingga 100 tahun ke depan, Konawe Utara akan tetap menjadi penyumbang pendapatan negara yang signifikan.

Sebagai Ketua Umum Lembaga Pemerhati Aspirasi Masyarakat Konawe Utara (LEPERASI-KONUT), Uksal menegaskan komitmennya bersama konsorsium putra daerah Wiwirano, Landawe, dan Langgikima untuk terus mendukung investasi pertambangan demi kemajuan daerah.

“Konawe Utara berbeda dengan Kabupaten Konawe dan Sulawesi Tengah yang memiliki smelter. Di sini kami tidak punya smelter, sehingga sebagian besar masyarakat bergantung pada sektor pertambangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jika investasi tambang terganggu, maka para pekerja akan terkena PHK,” ujarnya.

Baik Gafur maupun Uksal berharap semua pihak dapat menjaga stabilitas investasi pertambangan agar pembangunan, peningkatan kualitas SDM, dan pertumbuhan ekonomi di Konawe Utara dapat terus berlanjut. (jal)