OSLO, NORWEGIA — Norwegia secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Negara Palestina pada Kamis (20/6), sebuah langkah bersejarah yang diambil negara Skandinavia tersebut di tengah meningkatnya kekerasan dan tuduhan genosida yang dilakukan Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza.
Pengumuman ini bertepatan dengan penyerahan surat kepercayaan resmi oleh Duta Besar Palestina yang baru untuk Norwegia, Marie Sedin, kepada Raja Harald dalam sebuah upacara kenegaraan di Istana Kerajaan Oslo.
Dengan langkah ini, Norwegia memberikan pengakuan penuh terhadap Palestina sebagai negara berdaulat, sekaligus membuka jalan bagi pendirian perwakilan diplomatik permanen di ibu kota Norwegia.
“Ini adalah simbol penting dari niat baik dan dukungan terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan hidup merdeka,” kata perwakilan pemerintah Norwegia seperti dikutip dari TRT World.
Norwegia pertama kali mengumumkan keputusannya untuk mengakui Palestina pada 22 Mei 2024, di tengah intensifnya serangan Israel ke Jalur Gaza. Hingga kini, lebih dari 51.200 warga Palestina dilaporkan tewas sejak Oktober 2023, dengan ratusan ribu lainnya mengalami luka-luka. Konflik yang berlangsung selama berbulan-bulan itu telah menimbulkan kecaman luas dari komunitas internasional.
Pengakuan resmi ini menempatkan Norwegia dalam jajaran 13 negara Eropa yang telah secara terbuka mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Secara global, sebanyak 148 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui Palestina.
Norwegia juga menjadi negara Eropa pertama yang secara tegas menyatakan kesiapannya untuk menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, jika keduanya memasuki wilayah Norwegia. Pernyataan itu disampaikan menyusul surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Gaza.
Selain mendukung hak kemerdekaan Palestina, Norwegia juga kembali menegaskan komitmennya terhadap solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi di Timur Tengah.