HEADLINENASIONAL

Runtuhnya Musala Al Khoziny: Operasi SAR Masuki Tahap Akhir, Korban Meninggal Capai 60 Orang

76
×

Runtuhnya Musala Al Khoziny: Operasi SAR Masuki Tahap Akhir, Korban Meninggal Capai 60 Orang

Sebarkan artikel ini
Evakuasi jenazah korban insiden runtuhnya musala Al Khoziny di lingkungan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.Foto: BNPB

Sidoarjo, Siaran Publik – Penanganan insiden runtuhnya musala Al Khoziny di lingkungan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kini memasuki tahap akhir. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan seluruh proses pembersihan puing bangunan rampung hari ini, Senin (6/10/2025), sehingga operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) dapat segera dituntaskan.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, memimpin langsung proses pembersihan sisa puing di lapangan. Sejumlah alat berat dikerahkan, di antaranya breaker excavator untuk menghancurkan bongkahan beton besar, serta bucket excavator dan dump truk untuk mengangkut material reruntuhan.

Berdasarkan hasil kaji cepat di lapangan, diperkirakan masih ada korban yang tertimbun di bawah puing. Jumlahnya belum dapat dipastikan, namun diduga tidak jauh berbeda dengan daftar orang hilang yang dirilis pihak pondok pesantren, yaitu sekitar 10 orang.

Hingga pukul 18.15 WIB, tim SAR gabungan telah menemukan 11 jenazah tambahan di bawah reruntuhan musala. Dengan demikian, total korban meninggal dunia akibat ambruknya bangunan empat lantai tersebut meningkat menjadi 60 orang. Sementara itu, korban yang masih dalam pencarian diperkirakan berjumlah tiga orang.

Selain korban meninggal, tim juga mengevakuasi lima potongan bagian tubuh yang kini dalam proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.

Data terbaru BNPB mencatat, korban luka yang masih menjalani perawatan medis berjumlah 99 orang, empat lainnya telah diperbolehkan pulang, dan satu orang dinyatakan tidak memerlukan perawatan.

Peristiwa ini menjadi bencana dengan korban meninggal terbanyak sepanjang Januari hingga Oktober 2025. BNPB berharap tragedi tersebut menjadi pelajaran penting dalam hal perencanaan dan pengawasan pembangunan, serta peningkatan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana dan prosedur evakuasi darurat.

Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan masih melanjutkan pencarian di sektor A1 dan A2. Proses pembersihan dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat masih terdapat tumpukan beton besar yang menimpa bangunan lama dan berdekatan dengan gedung lain di area pondok pesantren.