Kolaka Utara – Dalam momentum peringatan Hari Lahir Pancasila, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, Prof. Dr. Yudian Wahyudi, menyampaikan seruan penting kepada seluruh elemen bangsa untuk merevitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Yudian, dalam pidatonya yang dibacakan Wakil Bupati Kolut, H. Jumarding menekankan jika Pancasila bukan hanya dokumen historis atau teks konstitusional, melainkan jiwa bangsa yang harus dihidupi dalam tindakan nyata. “Melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila mulai dari pendidikan, birokrasi, ekonomi hingga ruang digital,” tegasnya.
Yudian menyebutkan pentingnya penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini, tidak hanya melalui pelajaran formal, tetapi juga dalam praktik kehidupan sehari-hari. “Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam karakter dan integritas moral,” ujarnya dikutip Wabup, Minggu (1/6/2025).
Di sektor pemerintahan, Kepala BPIP menegaskan pentingnya penerapan Pancasila dalam bentuk pelayanan publik yang adil, transparan, dan berpihak kepada rakyat. “Setiap kebijakan harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan golongan,” katanya.
Dalam aspek ekonomi, Yudian mengingatkan bahwa pembangunan harus berdampak merata. “UMKM, koperasi, dan ekonomi kerakyatan harus terus diberdayakan agar tak ada warga yang tertinggal,” jelasnya. Menurutnya, sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, harus menjadi orientasi utama dalam kebijakan ekonomi nasional.
Tak luput, ia menyoroti pentingnya menjaga ruang digital dari degradasi nilai. Yudian menegaskan bahwa dunia maya bukanlah ruang bebas nilai. “Mari kita tegakkan etika, toleransi, dan semangat gotong-royong dalam interaksi digital. Kita harus melawan hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi dengan literasi digital yang kuat,” serunya.
Menjaga Kohesi Sosial di Tengah Tantangan Global
Yudian juga mengingatkan bahwa di era globalisasi dan digitalisasi, ancaman terhadap ideologi Pancasila kian nyata. “Paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi dapat merongrong kohesi sosial kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab kelembagaan, BPIP terus menghadirkan program strategis: dari pembinaan ideologi di institusi pendidikan, pelatihan ASN dan aparat negara, hingga penguatan kurikulum Pancasila serta kolaborasi lintas sektor.
Yudian menegaskan bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi lebih dari 270 juta rakyat Indonesia dengan latar belakang yang beragam. “Dalam Pancasila, kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu,” pungkasnya.
Untuk diketahui, peringatan Harlah Pancasila di Kolut digelar di Lapangan Aspirasi.