HEADLINENASIONAL

Update Korban Banjir Bandang Sumatera: 1.135 Orang Meninggal, Hampir 490 Ribu Warga Mengungsi

67
×

Update Korban Banjir Bandang Sumatera: 1.135 Orang Meninggal, Hampir 490 Ribu Warga Mengungsi

Sebarkan artikel ini
Dampak banjir bandang di Aceh Tamiang (Istimewah)

Siaranpublik.com-Bencana banjir dan dampak hidrometeorologi yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara sepanjang tahun 2025 menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar.

Berdasarkan Dashboard Update Bencana Sumatera 2025 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 26 Desember 2025, tercatat 1.135 orang meninggal dunia dan 173 orang dinyatakan hilang.

Sebanyak 52 kabupaten/kota dilaporkan terdampak langsung oleh bencana tersebut. Selain korban jiwa, bencana juga memaksa sekitar 489,6 ribu warga mengungsi ke lokasi-lokasi aman akibat rumah dan fasilitas umum yang rusak atau terendam banjir.

Kerusakan permukiman tercatat cukup masif. BNPB mencatat 157.838 unit rumah mengalami kerusakan, dengan rincian 47.165 rumah rusak berat, 33.276 rumah rusak sedang, dan 77.397 rumah rusak ringan.

Tidak hanya rumah warga, sejumlah fasilitas vital turut terdampak. Tercatat 215 fasilitas kesehatan, 3.188 fasilitas pendidikan, serta 806 rumah ibadah mengalami kerusakan. Sementara itu, akses transportasi di sejumlah wilayah terganggu akibat 98 jembatan dan 101 ruas jalan yang dilaporkan terputus.

Untuk korban meninggal dunia, Aceh Utara menjadi daerah dengan jumlah tertinggi yakni 205 jiwa, disusul Kabupaten Agam, Sumatera Barat sebanyak 191 jiwa, serta Tapanuli Tengah dengan 133 jiwa.

Daerah lain seperti Aceh Tamiang, Tapanuli Selatan, Aceh Timur, Kota Sibolga, Bireuen, Tapanuli Utara, dan Padang Pariaman juga mencatat puluhan korban meninggal.

Sementara dari sisi pengungsian, Aceh Utara mencatat jumlah pengungsi terbanyak dengan sekitar 166 ribu jiwa, disusul Aceh Tamiang sebanyak 150,5 ribu jiwa, serta Gayo Lues dengan 33,8 ribu jiwa.

BNPB bersama pemerintah daerah dan instansi terkait terus melakukan penanganan darurat, distribusi bantuan logistik, pelayanan kesehatan bagi pengungsi, serta percepatan pemulihan infrastruktur di wilayah terdampak bencana di Pulau Sumatera.