Jakarta-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis sebanyak 30 kejadian bencana terjadi dalam kurun waktu 24 jam, mulai Selasa (3/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (4/6) pukul 07.00 WIB. Dari jumlah tersebut, 11 di antaranya merupakan bencana yang berdampak signifikan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Angin Kencang di Aceh Tamiang
Bencana pertama tercatat di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, berupa hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Minggu (1/6). Peristiwa ini menyebabkan pohon-pohon tumbang dan menimpa rumah warga. Sebanyak 74 unit rumah terdampak, satu fasilitas ibadah dan satu warung mengalami kerusakan berat. Material pohon tumbang sempat menutup akses jalan, namun saat ini telah dibersihkan dan dapat dilalui kembali. BPBD Kabupaten Aceh Tamiang telah melakukan pendataan serta pembersihan material pohon.
8 Kampung di Kepulauan Yapen Terendam
Bencana selanjutnya terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, pada Senin (2/6) pukul 21.30 waktu setempat. Banjir merendam delapan kampung di dua distrik, yaitu Distrik Angkaisera dan Distrik Yawakukat. Sebanyak 765 jiwa terdampak. BPBD setempat telah menyalurkan bantuan berupa selimut, tikar, sembako, serta makanan dan minuman siap saji untuk kebutuhan tiga hari. Saat ini, banjir telah surut dan warga kembali beraktivitas seperti biasa.
Karhutla Landa Kabupaten Toba
Berbanding terbalik dengan kejadian sebelumnya, di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Komplek Perkantoran Simanjalo pada Senin (2/6) pukul 15.30 waktu setempat. Api diduga berasal dari pohon pinus yang terbakar, kemudian merambat ke semak dan ladang sekitar. Sekitar 1 hektare lahan terbakar. Tim BPBD Kabupaten Toba berhasil memadamkan api menggunakan pompa gendong dan alat pemukul api. Saat ini, kondisi telah aman, namun petugas masih berjaga untuk mengantisipasi kebakaran lanjutan.
Update Longsor Cirebon dan Banjir Bandang Papua Barat
Enam kejadian lainnya merupakan pembaruan dari bencana yang telah terjadi sebelumnya. Salah satunya adalah proses pencarian korban longsor di area Galian C, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang masih terus dilakukan. Hingga Rabu (4/6), tercatat 21 korban meninggal dunia, 4 orang masih dalam pencarian, dan 11 lainnya mengalami luka-luka.
Sementara itu, proses pencarian korban banjir bandang di Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, resmi dihentikan setelah berlangsung selama 14 hari sejak 17 Mei hingga 30 Mei 2025. Sebanyak 16 jenazah berhasil ditemukan, sementara 4 orang yang masih hilang telah dinyatakan meninggal oleh tim gabungan.
Waspada Cuaca Ekstrem dan Potensi Karhutla
Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG hingga 6 Juni 2025, sebagian besar wilayah Indonesia masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem meskipun telah memasuki musim kemarau. Wilayah yang berisiko antara lain Sumatra bagian tengah dan selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Kalimantan timur dan selatan, Sulawesi tengah dan selatan, serta Papua bagian barat.
BMKG juga mengingatkan bahwa musim kemarau yang belum merata di seluruh daerah dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan.
Menanggapi situasi ini, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi, baik yang bersifat basah seperti banjir dan longsor, maupun kering seperti kebakaran hutan. Pemerintah daerah bersama BPBD dan instansi terkait diminta untuk terus memastikan kesiapan jalur evakuasi, logistik, serta sarana dan prasarana penanganan darurat.