HEADLINENASIONAL

21 Bencana dalam Sehari, Indonesia Dikepung Cuaca Ekstrem

101
×

21 Bencana dalam Sehari, Indonesia Dikepung Cuaca Ekstrem

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Siaran Publik — Indonesia kembali menghadapi lonjakan kejadian bencana dalam 24 jam terakhir, dengan 21 peristiwa tercatat oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB. Dari jumlah tersebut, 10 bencana dinyatakan sebagai kejadian menonjol yang berdampak signifikan terhadap masyarakat dan infrastruktur. Peningkatan ini mengindikasikan kondisi cuaca ekstrem yang masih menjadi ancaman nyata di berbagai wilayah.

Cuaca Buruk Lahirkan Bencana Hidrometeorologi

Rilis resmi BNPB pada Selasa (3/6) menyebut tiga bencana baru yang muncul berkaitan erat dengan cuaca ekstrem, yakni angin kencang dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kabupaten Ciamis (Jawa Barat) dan Kabupaten Bangkalan (Jawa Timur) dilanda angin kencang yang merusak puluhan rumah dan berdampak pada puluhan kepala keluarga (KK). Di Aceh Singkil, kebakaran hutan membakar lahan seluas ±5 hektar. Meskipun api berhasil dipadamkan tanpa korban jiwa, potensi kebakaran serupa masih mengancam wilayah lain.

Tujuh Bencana Lanjutan Masih Berlangsung

Selain kejadian baru, tujuh bencana yang sebelumnya terjadi masih belum menunjukkan pemulihan signifikan:

Nunukan, Kalimantan Utara: Banjir berdampak pada hampir 2.000 KK. Status tanggap darurat telah ditetapkan meski ketinggian air mulai surut.

Pekalongan, Jawa Tengah: Banjir rob masih bertahan dengan ribuan warga terdampak.

Cirebon, Jawa Barat: Longsor menewaskan 21 orang dan melukai 9 lainnya. Empat orang masih dalam pencarian.

Ciamis, Jawa Barat: Longsor menyebabkan kerusakan pada 43 rumah. Situasi dinyatakan kondusif, namun warga tetap diimbau waspada.

Luwu, Sulawesi Selatan: Banjir dengan tinggi air hingga 40 cm belum surut.

Riau: Karhutla membakar ±115 hektar. Patroli dan pemadaman titik api masih terus dilakukan.

Donggala, Sulawesi Tengah: Banjir bandang menyebabkan dua korban meninggal dan puluhan rumah rusak. Akses yang sebelumnya terputus kini telah dipulihkan.

Ancaman Masih Tinggi: Hujan Ekstrem dan Karhutla Mengintai

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga 6 Juni 2025. Hujan lebat disertai angin kencang dan petir diperkirakan melanda wilayah Sumatra tengah-selatan, Jawa, Kalimantan timur-selatan, Sulawesi tengah-selatan, serta Papua barat. Sementara itu, wilayah seperti Riau, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur diprediksi mengalami cuaca panas dan kering yang memicu karhutla.

Melihat situasi yang berkembang, BNPB menyerukan peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi baik basah (banjir, longsor, angin kencang) maupun kering (karhutla). Pemerintah daerah diminta untuk memastikan kesiapan jalur evakuasi, distribusi logistik, dan fasilitas penanganan darurat.

“Patroli terpadu dan pemadaman dini harus terus dilakukan di daerah rawan kebakaran. Kami juga mengimbau masyarakat untuk melapor bila menemukan titik api atau kondisi darurat,” tegas BNPB dalam pernyataan resminya.

BNPB menyatakan komitmennya untuk terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah agar setiap langkah penanganan bencana dapat berjalan cepat, tepat, dan terukur.