TRAVEL

Pesona Air Terjun Pelangi di Kolaka Utara, Harmoni Alam Menawan Mata

96
×

Pesona Air Terjun Pelangi di Kolaka Utara, Harmoni Alam Menawan Mata

Sebarkan artikel ini

Di balik hamparan hutan hijau dan lekuk-lekuk perbukitan di Kecamatan Porehu, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) tersembunyi sebuah keajaiban alam yang dikenal dengan sebutan Air Terjun Pelangi. Terletak di Desa Tinuna, destinasi ini bukan sekadar air terjun biasa namun lukisan alam yang hidup, di mana air, cahaya, bebatuan, dan hamparan hijaunya rumput berpadu dalam harmoni.

Mengunjungi wisata Air Terjun Pelangi membutuhkan jarak tempuh sekitar 3 kilometer dari jalan utama Kecamatan Purehu yang bisa diakses menggunakan roda dua dan empat.

Begitu mendekati lokasi, suasana alami langsung menyambut pengunjung. Bebatuan cadas diantara hamparan padang rumput luas menjadi salah satu keunikan tersendiri hingga pengunjung tak melewatkannya untuk berfoto.

Dari kejauhan, gemuruh lembut suara air yang jatuh dari ketinggian berpadu dengan semilir angin dan kicau burung hutan.

Udara di sekitar juga begitu sejuk, khas daerah dataran tinggi yang masih terjaga kehijauannya. Aroma tanah basah dan dedaunan yang menguar semakin memperkuat kesan sejuk dirasakan pengunjung.

Jatuhan air yang bertingkat mengalir melalui dinding batu alami yang ditumbuhi lumut, menciptakan efek visual yang menenangkan. Anda akan senang memandangingi.

Yang istimewah, di waktu-waktu tertentu, terutama pagi menjelang siang, cahaya akan memantul dari butiran air dan memunculkan pelangi-pelangi kecil di antara tirai air yang jatuh. Pemandangan ini menjadi asal muasal nama Air Terjun Pelangi.

Tujuh Air Terjun, Simbol Tujuh Warna Pelangi

Salah satu keunikan Air Terjun Pelangi adalah keberadaan tujuh air terjun kecil yang saling berdekatan. Air terjun ini tidak berada dalam satu aliran saja, tetapi terpecah menjadi beberapa cabang yang mengalir melalui jalur berbeda, membentuk tujuh titik jatuh yang indah.

Masyarakat setempat meyakini bahwa tujuh air terjun ini melambangkan tujuh warna pelangi, menjadikan tempat ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga kaya akan simbolisme.

Fenomena pelangi yang muncul saat cahaya matahari mengenai semburan air menciptakan efek magis yang membuat setiap kunjungan terasa spesial. Banyak pengunjung yang sengaja datang saat pagi hari atau menjelang sore untuk melihat pelangi yang seolah menyapa kulit mereka.

Selain pesona air terjunnya, kawasan ini dikelilingi tanah lapang dengan rerumputan hijau yang luas. Lokasi ini menjadi tempat sempurna yang bukan hanya untuk berendam tetapi bermain hingga berkemah.

Bayangkan bangun pagi dengan suara air terjun sebagai alarm alami, menyeduh kopi hangat di antara kabut tipis, dan menyaksikan matahari muncul perlahan di balik lembaran daun pepohonan.

Ada yang unik, pengunjung juga akan menjumpai bebatuan cadas besar yang berdiri kokoh di tengah lapangan menambah elemen artistik alami yang kuat. Formasi batu ini tidak hanya menjadi elemen visual yang menarik, tetapi juga menjadi spot berfoto yang sangat disukai pengunjung.

Soal parkir, pengunjung tidak perlu gusar karena lahan parkir yang luas, serta area yang tertata rapi dan dikelilingi pagar warna-warni menjadikan tempat ini ramah untuk pengunjung dari berbagai usia.

Salah satu pengunjung dari Desa Tiwu, Kecamatan Kodeoha bernama Yusuf mengaku destinasi tersebut tepat wisata yang menenangkan diri. Ia rela menghabiskan jarak tempuh kurang lebih 60 kilometer hanya untuk bercamping dengan empat orang rekannya.

“Lokasinya jauh dari pusat ibukota, tidak ada sinyal jaringan hingga selama kami di sana mengabiskan waktu berbincang, berenang dan bersantai,” ucapnya.

Pengunjung dikatakan hanya cukup menyisihkan duit untuk tiket masuk sebesar Rp5.000 per orang. telah ada gazebo-gazebo dan pastinya, pengelolah tempat wisata itu juga menetap di lokasi.

Bagi Yusuf, wisata yang dikunjungi ini sangat eksotis, tempatnya sejuk serta kebersihannya juga terjaga. Destinasi itu dikelolah oleh pasangan suami-istri (pasutri) lansia yang merupakan penduduk setempat. Keduanya merupakan pemilik lahan kawasan Air Terjun Seruni dan juga menetap tinggal di lokasi setempat.(*)