HEALTH

Nggak Tidur Demi Scroll TikTok, Worth It Nggak Sih? Berikut Kata Pakar

30
×

Nggak Tidur Demi Scroll TikTok, Worth It Nggak Sih? Berikut Kata Pakar

Sebarkan artikel ini

Siaran Publik- Di tengah kesibukan modern dan tekanan hidup yang terus meningkat, para ahli kesehatan menegaskan pentingnya tidur berkualitas sebagai fondasi utama untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

Studi terbaru dari Global Sleep Institute menunjukkan bahwa lebih dari 40% masyarakat urban Indonesia mengalami gangguan tidur, mulai dari insomnia ringan hingga kelelahan kronis.

Kondisi ini berdampak serius terhadap daya tahan tubuh, konsentrasi, suasana hati, bahkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan depresi.

dr. Andini Wulandari, Sp.KJ, seorang pakar kesehatan tidur dari RSUD DKI Jakarta, mengatakan bahwa tidur tidak bisa lagi dianggap sebagai kebutuhan sekunder.

Menurutnya, tidur yang cukup dan berkualitas berperan besar dalam proses pemulihan tubuh secara alami, memperkuat sistem imun, serta menjaga keseimbangan hormon dan metabolisme. Ia menambahkan bahwa masyarakat perlu mulai memperlakukan tidur seperti halnya olahraga dan nutrisi sebagai bagian penting dari gaya hidup sehat.

Masyarakat yang tidur dengan durasi cukup, yakni 7 hingga 9 jam setiap malam, serta memiliki pola tidur yang teratur, diketahui memiliki konsentrasi lebih baik, emosi yang lebih stabil, dan produktivitas kerja yang meningkat. Sebaliknya, tidur yang terganggu atau tidak berkualitas sering kali membuat seseorang bangun dalam kondisi lelah, mudah marah, dan sulit fokus.

Beberapa langkah yang disarankan untuk memperbaiki kualitas tidur antara lain menghindari penggunaan gadget sebelum tidur, menciptakan suasana kamar yang tenang dan sejuk, serta menjaga jam tidur yang konsisten setiap hari, termasuk di akhir pekan. Konsumsi kafein dan makanan berat di malam hari juga sebaiknya dikurangi agar tubuh lebih siap beristirahat.

Seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya tidur, sejumlah perusahaan mulai menerapkan kebijakan ramah kesehatan seperti “wellness hour” dan ruang istirahat khusus bagi karyawan. Pemerintah dan lembaga kesehatan juga didorong untuk aktif memberikan edukasi tentang sleep hygiene melalui kampanye publik.

“Tidur bukan hanya soal kuantitas, tapi juga kualitas. Di tahun 2025 ini, sudah saatnya kita menempatkan tidur sebagai prioritas utama dalam menjaga kesehatan jangka panjang,” tutup dr. Andini.