KOLAKA UTARA

Puluhan Hektare Sawah di Kolaka Utara Terendam, Petani Terancam Gagal Tanam

56
×

Puluhan Hektare Sawah di Kolaka Utara Terendam, Petani Terancam Gagal Tanam

Sebarkan artikel ini

Kolaka Utara, Siaranpublik.com — Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, pada Senin malam (29/12/2025), mengakibatkan puluhan hektare lahan persawahan tergenang air. Genangan dilaporkan terjadi di Kelurahan Ranteangin dan Desa Landolia dengan total luas terdampak sekitar 20 hektare.

Kepala BPBD Kolaka Utara, Mukramin, mengatakan curah hujan yang tinggi membuat sistem drainase sekunder dan tersier tidak mampu menampung debit air yang masuk ke area persawahan. Akibatnya, air meluap dan menggenangi lahan milik warga.

“Intensitas hujan sangat tinggi sehingga saluran drainase meluap dan air menggenangi sawah warga. Total lahan terdampak sekitar 20 hektare,” ujar Mukramin, Selasa (30/12/2025).

Mukramin menjelaskan, tanaman padi yang terendam masih berada pada fase awal pertumbuhan, sekitar 10 Hari Setelah Tanam (HST). Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi para petani karena genangan air berpotensi menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan memicu gagal tanam apabila berlangsung dalam waktu lama.

“Hingga pagi ini, sebagian sawah masih tergenang meski hujan sudah mulai reda,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang PSDA Dinas PUPR Kolaka Utara, Iwan Taruna Jaya, menjelaskan bahwa saluran pembuang yang ada saat ini tidak mampu menampung debit air saat hujan deras, terlebih jika bersamaan dengan kondisi air laut pasang di wilayah tersebut.

“Solusinya, saluran pembuang perlu dilebarkan dan taludnya ditinggikan agar kapasitas tampung air meningkat,” kata Iwan.

Ia menambahkan, terdapat sejumlah saluran yang dibangun melalui program PNPM dengan dimensi lebar bawah sekitar 70 sentimeter dan lebar atas 120 sentimeter. Namun, ukuran tersebut dinilai sudah tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat ini.

Para petani berharap pemerintah daerah segera melakukan penanganan, seperti normalisasi dan peningkatan kapasitas saluran drainase, agar genangan air cepat surut dan tanaman padi dapat kembali tumbuh normal.